BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masyarakat yang komplek dan saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain membuat orang – orang yang terlibat di dalamnya harus mematuhi dan mengikuti tata aturan yang telah di buat,semakin padatnya penduduk membuat kehidupan semakin berkembang pula bersamaan dengan kemajuan zaman. Maka pembangunan menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa serta membutuhkan kerja sama dan pengabdian dari segenap masyarakat. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan menjadi tanggung jawab bersama dan memerlukan usaha kerja sama dari semua pihak termasuk lembaga Perguruan Tinggi beserta civitas akademikanya.
Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mendidik mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta kegairahan untuk meneliti dan memiliki sikap tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Kiprah perguruan tinggi dan mahasiswa bagi usaha pembangunan nasional dan daerah ini perlu ditingkatkan peranannya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa mendatang.
Oleh karena itu, perguruan tinggi dituntut untuk lebih berorientasi dan menyerasikan kurikulumnya terhadap kebutuhan pembangunan, sehingga menghasilkan sarjana yang dapat menghayati dan mengatasi problema pembangunan dan kemasyarakatan serta berfungsi sebagai penerus pembangunan. Hal ini sangat penting, karena pada akhirnya ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus diabadikan untuk kemaslahatan bersama dan pembangunan manusia seutuhnya.
Pendekatan yang digunakan dalam Kuliah Kerja Nyata POSDAYA Desa Mangli Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, adalah pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral, dimana kegiatan dan pengelolaan Kuliah Kerja Nyata dapat menjamin diperolehnya pengalaman belajar melakukan kegiatan pembangunan Masyarakat secara kongkrit yang bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat Desa Mangli Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, yang meliputi Pendidikan, kasehatan (Posyandu), Lingkungan hidup (kerja bakti), Ekonomi (pembuatan granat singkong dan ketela brownies).
B. Tujuan
Dalam mencapai tujuan yang sempurna sesuai dengan apa yang kita harapkan, kita butuhkan kerjasama yang solid serta perlu kerja secara bersama-sama, Peserta Kuliah Kerja Nyata POSDAYA Desa Mangli Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, telah bekerja secara maksimal sehingga apa yang kita bawa dari Ilmu Perkuliahkan bisa kita kolaborasikan dengan kenyataan yang ada, adapun tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Mangli adalah sebagai berikut :
1. Dalam Bidang Pendidikan
a. Berpusat pada anak, artinya anak merupakan sasaran dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh Pendidik.
b. Mendorong perkembangan fisik dan Psikis, daya pikir, daya cipta, emosional, bahasa dan komunikasi sebagai dasar pembentukan pribadi secara utuh.
c. Memperhatikan perbedaan individu, baik perbedaan keadaan jasmani, rohani, kecerdasan, dan tingkat perkembanganya (Developmentally Appropriate Program)
2. Dalam Bidang Kesehatan
a. Memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya Kesehatan.
b. Perlunya Masyarakat Tahu tentang cara – cara menjaga kesehatan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar.
c. Kesehatan masyarakat desa Mangli selangkah lebih maju karena seringnya diadakan Posyandu sehingga mengetahui kesehatan Ibu dan Anak serta Orang tua.
3. Dalam Bidang Lingkungan Hidup
a. Melakukan kerja bakti dan menjaga kebersihan wilayah Desa Mangli Kecamatan Randudongkal, dari pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
b. Mengendalikan pemanfaatan Sumber daya alam secara bijaksana
c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem.
4. Dalam Bidang Ekonomi
a. Memberikan penyuluhan demo pembuatan makanan (granat singkung dan ketela brownies). Alasan pembuatan makanan ini kerena memanfaatkan bahan baku yang di hasilkan oleh desa Mangli.
b. Mengenalkan kepada Ibu-Ibu PKK Desa Mangli bahwa banyak usaha yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan dari hasil bumi Desa Mangli misalnya : ketela, singkong dll.
c. Memberikan motivasi kepada Ibu-Ibu PKK supaya lebih kreatif dan inovatif dalam mengolah hasil bumi Desa Mangli untuk menambah penghasilan keluarga.
C. Manfaat
Adapun kegiatan yang kami laksanakan di Desa Mangli Kecamatan Randudongkal antara lain adalah tentang pendidikan, Lingkungan Hidup, Kesehatan dan Ekonomi, yang bisa dipergunakan atau bermanfaat bagi Masyarakat Desa Mangli, diantaranya adalah :
1. Dalam Bidang Pendidikan
a. Masyarakat Mangli bisa tahu akan pentingnya Pendidikan
b. Membantu menuntaskan Pendidikan Wajib Belajar (WAJAR) Sembilan tahun Masyarakat Desa Mangli pada khususnya dan Kabupaten Pemalang pada umunya.
c. Bagi Masyarakat bisa terbantu akan kegiatan KKN yang membantu Mengajar di SD dan MI yang memberikan suasana baru pada peserta didik baik di SD dan MI.
2. Dalam Bidang Kesehatan
a. Menambah Pengetahuan Tentang Kesehatan
b. Masyarakat Desa Mangli mengetahui Kesehatan dan cara menjaganya.
c. Dengan adanya Posyandu, dapat mengetahui kesehatan anak dan Ibu serta orang tua.
3. Dalam Bidang Lingkungan Hidup
a. Menciptakan lingkungan yang besih dan sehat sehingga nyaman untuk tempat tinggal.
b. Masyarakat bisa memanfaatkan SDA secara efisien.
c. Masyarakat tidak merusak dan melindungi kelangsungan ekosistem.
4. Dalam Bidang Ekonomi
a. Meningkatkan kualitas produksinya.
b. Mengembangkan usahanya supaya selangkah lebih maju.
BAB II
DESKRIPSI DESA
A. Sumber Daya Manusia ( SDM )
1. Jumlah
a. Jumlah total : 4, 311 Orang
b. Jumlah Laki – laki : 2,048 Orang
c. Jumlah Perempuan : 2,263 Orang
d. Jumlah KK : 807 Orang
2. Pendidikan
a. Taman Kanak-Kanak : 26 Orang
b. Sekolah Dasar / SD : 2450 Orang
c. SMP / SLTP : 582 Orang
d. SMA / SLTA : 335 Orang
e. Akademi (D1-D2) : 49 Orang
f. Sarjana (S1) : 24 Orang
g. Pondok Pesantren : 40 Orang
h. Madrasah : 460 Orang
i. Pendidikan Keagamaan : 45 Orang
j. Kursus/Keterampilan : 53 Orang
3. Mata Pencaharian Pokok
a. Petani : 635 Orang
b. Buruh Tani : 496 Orang
c. Buruh/swasta : 335 Orang
d. Pegawai negeri : 56 Orang
e. Pertukangan : 81 Orang
f. Pedagang : 15 Orang
g. Peternak : 4 Orang
h. Nelayan : - Orang
i. Jasa : 1 Orang
4. Agama
a. 100 % memeluk agama islam
5. Tenaga Kerja
a. Penduduk usia 15 – 60 tahun : 663 Orang
b. Ibu rumah tangga : - Orang
c. Penduduk masih sekolah : 213 Orang
d. Tenaga kerja : 2753 Orang
6. Lembaga Kemasyarakatan
a. Organisasi Perempuan : PKK
Jumlah : 5 kelompok
b. Organisasi Pemuda : Karang Taruna
Jumlah : 4 kelompok
c. Dasa Wisma : ada
Jumlah : 4 kelompok
7. Kelembagaan Ekonomi
a. Usaha Peternakan : - Unit
Jumlah anggota : - Orang
b. Kelompok simpan pinjam : - Unit
Jumlah anggota : - Orang
8. Lembaga Pendidikan
a. TK : 1 Unit
1) Jumlah Guru : 5 Orang
2) Jumlah Murid : 35 Orang
b. SD / MI : 3 Unit
1) Jumlah Guru : 36 Orang
2) Jumlah Murid : 507 Orang
B. Sumber Daya Alam ( SDA )
1. Luas Desa
a. Tanah Sawah
1) Sawah irigasi teknis : 967.217 ha
2) Sawah irigasi ½ teknis : 53.418 ha
3) Sawah tadah hujan : 623.490 ha
b. Tanah Kering
1) Tegal / ladang : 1.856.882 ha
2) Pekarangan : 269.314 ha
c. Tanah Fasilitas Umum
1) Kas desa : 14.031 ha
2) Lapangan : 0.650 ha
3) Perkantoran pemerintahan : - ha
d. Tipologi Desa
1) Desa Pegunungan
e. Iklim
1) Tropis
2) Sub rata – rata harian : 24 – 25ยบ C
3) Bentang wilayah : diatas permukaan air laut
2. Pertanian
a. Luas tanaman menurut kompetensi tahun ini
1) Padi : 164,4125 ha 5 ton
2) Jagung : 1 ha 6 ton
3) Ketela Rambat : 1 ha 2 ton
4) Ketela Pohon : 2 ha 4 ton
5) Kacang Tanah : 0,5 ha 4,5 ton
6) Kedelai : 0,5 ha 4 ton
b. Jenis dan kesuburan tanah
1) Warna tanah : hitam
2) Tekstur : lempungan
3) Kedalaman : 1 m
3. Peternakan
1) Ayam : 100 ekor
2) Bebek : - ekor
3) Kambing : 33 ekor
4) Sapi : 3 ekor
5) Kerbau : 19 ekor
4. Sumber Daya Air
a. Potensi air irigasi
1) Sungai : debit : 202 M3/dtk
2) Bendungan / waduk : volume - M3
b. Air minum
1) Sumur gali : 507 pemanfaat : 563KK
2) Sumur pompa : 2 pemanfaat : 3 KK
c. Sungai
Jumlah : 1 unit
BAB III
PERMASALAHAN
Sebuah kegiatan pastinya ada masalah atau kendala yang dihadapi, karena dari sebuah masalah maka akan didapatkan hasil yang lebih baik,permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di Desa Mangli itu mungkin sama pada Desa lain.
Adapun permasalahan yang ada di Desa Mangli Kecamatan Randudongkal kabupaten pemalang yaitu :
1) Sedikitnya masyarakat yang kurang paham akan pentingnya Pendidikan, pendidikan itu hal yang sangat krusial sehingga perlu dijelaskan kepada semua masyarakat khususnya Desa Mangli akan pengetahuan dan pentingnya pendidikan.
2) Masyarakat Desa Mangli belum mengenal tentang arti menjaga kebersihan lingkungan, contohnya pembuangan sampah yang sembarangan mengakibatkan lingkungan menjadi tercemar, bau, dan merusak ekosistem di sekitar, sehingga perlu di praktekan secara langsung contohnya kerja bakti membersihkan lingkungan disekitar sehingga terhindar dari banyaknya penyakit.
3) Dalam kegiatan malam hari jalan – jalan yang ada di Desa Mangli kurang adanya penerangan yang memadai sehingga dalam hal ini perlu dijelaskan tentang arti dari solidaritas sehingga dalam hal penerangan jalan bisa teratasi dengan baik.
4) Dalam pelatihan pembuatan makanan, masyarakat Desa Mangli terlalu berambisi menembus pemasaran yang besar, padahal untuk pemasaran yang besar itu perlu adanya ijin untuk kemasan dari Depkes Kabupaten Pemalang.
Dilihat dari permasalahan yang telah dijabarkan diatas kami peserta Kuliah Kerja Nyata POSDAYA Universitas Pancasakti Tegal membantu dengan sekuat tenaga dan pikiran dan selanjutnya kami meminta kepada Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk lebih memperhatikan khususnya dalam Bidang pendidikan dan ekonomi untuk bisa memperbaiki perekonomian masyarakat Desa Mangli khususnya.
BAB IV
RENCANA KEGIATAN
A. PROGRAM NON FISIK
1. Bidang Lingkungan
a. Nama Kegiatan
Penyuluhan menjaga kebersihan lingkungan di Desa Mangli
b. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Jum’at, 12 Oktober 2012
Waktu : 13.00 wib
Tempat : Balai Desa Mangli
c. Nara Sumber : Bpk.Drs.H. Nurkholis
d. Peserta : Warga desa mangli dan
peserta kkn posdaya
e. Maksud dan Tujuan
Supaya tercipta suasana lingkungan desa yang bersih dan sehat
f. Permasalahan
Lebih dari 2 minggu KKN POSDAYA berlangsung kurangnya respon dari warga desa mangli mengenai menjaga kebersihan desa setempat
2. Bidang Pendidikan
a. Nama Kegiatan
Diadakannya Bimbingan Belajar dan pelatihan UAS kepada peserta didik SD dan MI
b. Waktu Pelaksanaan
Hari : Selasa, Rabu dan Kamis
Waktu : 13.00 wib
Tempat : Posko KKN POSDAYA
c. Peserta : Peserta didik kelas 5 dan 6 SD dan MI
d. Maksud dan Tujuan
Diadakannya bimbingan belajar untuk membantu peserta didik khususnya peserta didik kelas 6 (enam) agar lebih siap menghadapi Ujian Akhir Nasional.
e. Permasalahan
Kurangnya minat belajar siswa di sekolah sebelum di adakan bimbingan belajar di posko kkn posdaya
3. Bidang Kesehatan
a. Nama Kegiatan
Kegiatan posyandu dan pemberian makanan tambahan pada balita
b. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Senin, 08 Oktober 2012
Waktu : 08.00 wib
Tempat : Dahlia I Rumah ibu Tusnaeni
c. Peserta : Warga desa mangli yang
mempunyai balita
d. Maksud dan Tujuan
Dengan diadakan posyandu dan pemberian makanan tambahan buat balita supaya balita tidak mudah terkena penyakit
e. Permasalahan
Kurangnya tenaga medis dan sarana prasarana kesehatan di desa
B. PROGRAM FISIK
1. Bidang Lingkungan
a. Nama Kegiatan
- Kerja bakti membersihkan lingkungan
b. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Jum’at, 14 September 2012
Waktu : 07.00 wib s/d selesai
Tempat : Jalan Depan Balai Desa Mangli
c. Peserta : Warga desa mangli,peserta kkn posdaya
dan anggota koramil randudongkal
d. Maksud dan Tujuan
Supaya tercipta suasana lingkungan desa yang bersih dan sehat
e. Permasalahan
-
a. Nama Kegiatan
- Pembuatan dan pemasangan papan nama jalan desa mangli
b. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Minggu, 14 Oktober 2012
Waktu : 07.00 wib s/d selesai
Tempat : Seluruh gang jalan desa mangli
c. Peserta : Peserta kkn posdaya dan
perangkat desa mangli
d. Maksud dan Tujuan
Supaya mudah mencari alamat warga desa mangli
e. Permasalahan
-
a. Nama Kegiatan
- Pembuatan dan pemasangan tempat sampah
b. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Minggu, 14 Oktober 2012
Waktu : 07.00 wib s/d selesai
Tempat : SD dan MI Mangli
c. Peserta : Peserta kkn posdaya,warga desa mangli
dan perangkat desa mangli
d. Maksud dan Tujuan
Supaya mudah mencari alamat warga desa mangli
e. Permasalahan
-
2. Bidang Kesehatan
a. Nama Kegiatan
- Senam Anak Sehat
b. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Senin, 10 September 2012
Waktu : 07.00 wib
Tempat : SD dan MI Mangli
c. Peserta : Peserta didik dan peserta KKN POSDAYA
d. Maksud dan Tujuan
Supaya badan selalu sehat dan segar
e. Permasalahan
-
3. Bidang Ekonomi
a. Nama Kegiatan
- Pembuatan Granat Singkong dan Brownies Ketela
b. Waktu Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Sabtu, 06 Oktober 2012
Waktu : 09.00 wib
Tempat : Posko KKN POSDAYA
c. Peserta : Ibu-ibu PKK dan Peserta
KKN POSDAYA putri
d. Maksud dan Tujuan
Memberikan motivasi kepada ibu-ibu PKK supaya lebih kreatif dan menambah penghasilan keluarga
e. Permasalahan
-
BK Poenya
Minggu, 27 Januari 2013
proposal skripsi
PROPOSAL SKRIPSI
A. Judul Skripsi
Efektifitas Bimbingan Kelompok Dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkoba Oleh Peserta Didik kelas VIII SMP NEGERI 2 AMPELGADING Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
B. Latar Belakang Masalah
Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan yang diberikan dalam suasana kelompok selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa yang nantinya akan menumbuhkan konsep diri yang positif.
Bimbingan kelompok diharapkan mampu mengatasi permasalan yang ada didalam diri siswa untuk tidak berprilaku menyimpang dalam keterkaitanya yaitu mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik. tentunya sangat miris ketika peserta didik yang masih duduk dibangku sekolah harus berurusan dengan pihak berwajib, untuk itu dalam penanganan tersebut diharapkan adanya kerjasama dari berbagai pihak seperti peran keluarga, peran guru bk, peran lingkungan sekolah, dan peran pemerintah.
Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan, sekaligus menjadi tantangan. Tantangan akibat perubahan dan kemajuan yang cepat, terjadi baik pada aspek pribadi, sosial, budaya, dan teknologi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi akibat perubahan tersebut semakin komplek, baik masalah pribadi, sosial, belajar, ekonomi, budaya dan lain-lain. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan kesiapan individu secara fisik dan mental, agar lebih mampu mengatasi berbagai hal dalam mencapai kesuksesan, Secara global penyimpangan terjadi karena adanya rasa ketidakpuasaan terhadap diri pribadi sehingga seseorang cendrung mencari ketidakpuasan tersebut dengan jalan yang memungkinkan terjerumus pada prilaku positif maupun negative, tergantung lingkungan masyarakat dan lingkungan budaya yang ada disekitarnya.
Masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah tentang menurunya nilai moral peserta didik yang semakin hari semakin menjadi masalah yang serius, penurunan nilai moral disebabkan adanya beberapa factor seperti pegaulan bebas, broken home, penyimpangan budaya yaitu masarakat cendrung mengikuti kebudayaan barat, penggunaan obat-obat terlarang seperti Narkoba dan sebagainya.
Menurut Weni Rahayu (2009:7) Rasa ingin tahu yang besar memang merupakan salah satu sifat yang dimiliki para remaja, pada perubahan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dialaminya, tentu banyak hal yang menarik dari ingin diketahuinya, banyak hal baru yang mulai dikenalinya, banyak informasi yang ingin diserapnya, selama rasa ingin tahunya itu berkaitan dengan hal yang positif, tentu tidak ada masalah. Hal itu tentu sangat dibutuhkan untuk pencapaian kemajuan, namun tidak semua rasa ingin tahu itu bagus, ada hal tertentu yang tidak perlu kita ketahui. Salah satunya tentang bagaimana rasanya menggunakan narkoba. Kita memang harus mengetahui jenis-jenisnya tetapi jangan coba-coba mengunakanya.Pada dasarnya kelurga memiliki peran yang sangat penting didalam mengatasi masalah ini serta lingkungan sekolah sebagai salah satu wadah memiliki peran yang cukup penting didalam pembentukan kepribadian pada remaja atau peserta didik. Untuk itu dibutuhkan peran guru bimbingan konseling untuk menjadi perantara social didalam perkembangan diri peserta didik, kedisplinan peserta didik serta untuk menanamkan nilai –nilai ajaran agama untuk membentengi prilaku peserta didik yang menyimpang.
Seperti halnya di SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang sebagai sekolah yang menanamkan sikap kepribadian dan akhlak yang baik pada peserta didik harus diutamakan, namun kita tahu tidak semua peserta didik mampu mewujudkannya, ada sebagian peserta didik yang masih mencerminkan pribadi yang diharapkan oleh berbagai pihak untuk menjadi generasi muda yang mempunyai kepribadian yang baik itu dapat kita lihat dari dalam lingkungan sekolah, seperti siswa sering telat dalam masuk sekolah, berani pada guru, berpakaian tidak rapi, kurang adanya kesadaran prilaku menyimpang seperti minum-minuman keras, merokok, memakai obat-obatan terlarang, kejadian ini dikhawatirkan peserta didik mengalami permasalahan yang mengganggu pencapaian proses belajar mengajar maupun perkembangan masa remaja, oleh karena itu diperlukan konseling kelompok sebagai salah satu upaya untuk membentuk peserta didik dapat mengembangkan pikiran, perasaan, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang untuk mewujudkannya tingkah laku yang lebih efektif, sehigga peserta didik dapat mengahadapi segala permasalahan yang ada didalam dirinya dengan jalan yang baik tanpa ada penyimpangan yang dapat merugikan masa remaja peserta didik tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengajukan sebuah judul tentang “ Efektfitas Bimbingan Kelompok Dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkoba Oleh Peserta Didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Permasalahan
Identifikasi Masalah
Permasalahan yang sedang di alami peserta didik SMP Negeri 2 Ampelgading tersebut pada perubahan tingkah laku yang sangat berbeda dibanding ketika masa sebelumnya, yaitu dimana pada masa itu belum mengetahui tentang narkoba tapi sekarang mengetahui narkoba sudah tidak asing lagi buat peserta didik. perubahan tingkah laku ini tentunya sangat membingungkan bagi dirinya dan guru karena pada saat peserta didik sedang mencari bentuk tentang rasa ingin tahu dan kepribadiannya, Sehingga peserta didik masih perlu banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari orang-orang terdekat. Peran orang tua, serta guru kususnya guru bimbingan konseling, dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam mempersiapkan remaja untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba agar peserta didik mempunyai pemikiran yang positif dan jasmani rohani yang sehat bersih dari narkoba. sejalan dengan permasalahan tersebut sekolah telah memiliki guru pembimbing yang bertugas untuk memperhati setiap tingkah laku dan perkembangan peserta didik dengan cara bimbingan kelompok dilaksanakan dalam rangka mengarahkan peserta didik untuk mampu bersosialisasi / berkomunikasi untuk tidak terganggu oleh perasaan, pikiran, presepsi, wawasan dan sikap yang objektif.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :
Bahwa sebagaian besar peserta didik masih mencari rasa ingin tahu yang dapat menjerumuskan ketindakan yang menyimpang yaitu narkoba
Peserta didik kurang menghormati peraturan yang dibuat oleh lingkungan sekolah seperti sering terlambat masuk sekolah, tidak berpakairan rapi, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berani terhadap guru dan teman.
Perlu tindakan tegas untuk menangani hal tersebut dengan bimbingan kelompok.
Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini dapat disebutkan sebagai berikut :
Bagaimanakah efektifitas bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013?
Bagaimanakah upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013?
Bagaimanakah pengaruh bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013?
Bagaimana layanan bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013?
Tujuan Penelitian
Suatu kegiatan tentu mempunyai tujuan, karena tujuan merupakan sasaran pokok yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Sesuai dengan topik yang di kemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Untuk mengetahui upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis antara lain sebagai berikut :
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang bimbingan dan konseling dalam hal ini bimbingan kelompok untuk upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Sebagai salah satu referensi bagi kalangan akademik yang akan mengadakan penelitian dalam bidang yang sama, yaitu berkaitan dengan bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Manfaat Praktis
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan bimbingan kelompok guna mengatasi upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Bagi Guru Bimbingan Konseling
Penelitian ini dapat memotivasi guru bimbingan konseling sebagai upaya untuk memberikan pelayanan bimbingan kelompok dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memberikan bimbingan serta pemecahan masalah yang dihadapinya dan mendorong agar peserta didik tidak terjerumus kedalam pemakaian narkoba.
Landasan Teori
Konsep Bimbingan Kelompok
Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Sitti Hartinah (2005:12) bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah.
Menurut Juntika Nurhisan (2005:17) bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (peserta didik).
Sedangkan menurut Ketut Sudarji (2008:64) layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing / konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupanya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dari beberapa definisi tersebut,maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah usaha pemberian bantuan yang dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan yang dialami oleh peserta didik dengan memperoleh bahan dari narasumber tertentu (terutama pembimbing / konselor) yang berguna untuk mengatasi masalah-masalah hidupnya untuk mencapai perubahan sikap dan tingkah laku yang lebih baik.
Tujuan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (2004:3) tujuan bimbingan kelompok ada 2 yaitu :
Tujuan Umum
Tujuan umum bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta didik, dalam kaitan ini, sering terjadi kenyataan bahwa kemapuan bersosialisasi / seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit,dan terkungkung serta tidak efektif.
Tujuan Khusus
Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan actual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang diwujudkanya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal atau non verbal ditingkatkan.
Komponen Dalam Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (2004:4) dalam layanan bimbingan kelompok berperan 2 pihak, yaitu pimpinan kelompok dan peserta atau anggota kelompok.
Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok (PK) adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Dalam bimbingan kelompok tugas pemimpin kelompok adalah memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara khusus pemimpin kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok diantara semua peserta seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus tersebut diatas.
Anggota Kelompok
Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota bimbingan kelompok, untuk terselenggaranya bimbingan kelompok seorang konselor perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan.
Asas-Asas Dalam Bimbingan Kelompok
Asas Kesukarelaan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti / menjalani layanan / kegiatan yang diperlukan baginya, dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
Asas Keterbukaan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan / kegiatan bersifat terbuka dan tidak pura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasian dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran layanan / kegiatan, agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
Asas Kegiatan
Asas bimbingan dan konseling yang menghedaki peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam menyelenggarakan / kegiatan bimbingan, dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam sikap layanan / bimbingan konseling yang diperuntukan baginya.
Asas Kerahasiaan
Asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
Asas Kenormatifan
Layanan dan bimbingan konseling didasarkan pada norma agama, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku dimasyarakat, diharapkan peserta didik bisa memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.
Konsep Narkoba
Pengertian Narkoba
Menurut R.W.Dodo,S.Pd.I (2008:5) kata narkoba mungkin sudah tidak asing lagi bagi kalian semua, kalian mungkin sering mendengar dari sebuah berita televisi atau Koran, bahkan mungkin juga kalian seringkali melihat banyak slogan tentang narkoba ditembok sepanjang jalan atau ditempat umum, begitulah narkoba symbol nama yang sudah menjadi familiar dewasa ini. Narkoba akan cukup berbahaya jika kalian sampai terjerumus dan salah satu dalam pengguna, hal itu bisa membuat kalian terpuruk dan menderita baik badan maupun jiwa tidak menutup kemungkinan juga dengan materi kalian ( keuangan kalian ) begitu pentingnya narkoba untuk dimengerti, untuk itu kalian harus mengenalnya.
Narkoba menurut susunan kata adalah singkatan dari narkotika dan obat / bahan berbahaya nakoba juga dikenal dengan istilah lain khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dikenal dengan sebutan napza, napza merupkan singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Narkotik adalah zat / bahan aktif yang berkerja pada system saraf pusat (otak), yang dapat menyebabkan penurunan sampai hilangnya kesadaran dari rasa sakit (nyeri) serta dapat menimbulkan ketergantungan (ketagihan), zat yang termasuk golongan ini antara lain : Putauw (heroin), Morfin dan Opiat lainya. (Drs. Edy Karsono, 2004:11).
Narkotik, Pisikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita, NAPZA kerap disebut juga dengan istilah NARKOBA yang merupakan kependekan dari Narkotik, Psikotropika, dan bahan berbahaya lainya, Sebenarya narkoba adalah senyawa - senyawa yang cukup banyak diperlukan didalam dunia kesehatan, industry, dan rumah tangga. Sebagaimana sebesar senyawa narkoba bersifat mempengaruhi kerja system otak, oleh karena itu penggunaannya harus memenuhi aturan-aturan tertentu sebagaimana telah ditetapkan didalam undang-undang kesehatan. (Ida Listyarini Handoyo, S.Si, M.Si, 2004;1).
Tak heran jika berbagai analisis memperkirakan bahwa lost generation atau akan adanya generasi yang hilang di Indonesia akibat narkoba akan benar-benar terjadi dimasa mendatang. Narkoba adalah racun yang bukan saja merusak seseorang secara fisik tapi juga merusak jiwa dan masa depannya, secara fisik semakin lama semakin ambruk sementara mentalitasnya sudah terlanjur ketergantungan dan membutuhkan pemenuhan narkoba dalam dosis yang semakin tinggi, jika dia tidak berhasil menemukan narkoba, maka tubuh akan mengadakan reaksi yang menyakitkan diantaranya sembelit, muntah-muntah, kejang-kejang, dan badan menggigil yang dikenal dengan sakau, untuk itu para pecandu narkoba tidak bisa lepas dari ketergantungan sehingga memerlukan terapi yang cukup lama. (Abu Al-ghifari, 2002:10).
Faktor Penyebab Penggunaan Narkoba
Menurut Drs. Edy Karsono(2004:63) terdapat faktor-faktor penyebab penggunaan narkoba antara lain : 1) Faktor Individu 2) Faktor Lingkungan, 3) Faktor Lain.
Faktor Individu
Kebanyakan penyalahgunaan narkoba dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologis, psikologis maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan narkoba. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba, ciri-ciri tersebut antara lain :
Cenderung membrontak dan menolak otoritas.
Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti depresi,cemas.
Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.
Rasa kurang percaya diri (low selw-confidence), rendah diri dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem).
Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga, terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna narkoba antara lain adalah :
Lingkungan Keluarga
Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif.
Hubungan dalam keluarga kurang harmonis / disfungsi dalam keluarga.
Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi.
Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh kepada anak.
Orang tua otoriter atau serba melarang.
Orang tua yang serba membolehkan (permisif).
Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
Lingkungan Sekolah
Sekolah yang kurang disiplin.
Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
Adanya murid pengguna narkoba.
Lingkungan Teman Sebaya
Berteman dengan penyalahguna.
Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.
Lingkungan masyarakat / sosial.
Lemahnya penegakan hukum.
Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung
Faktor Lain
Mudahnya narkotika didapat dimana-mana dengan harga terjangkau.
Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba.
Khasiat farakologik narkotika yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidurkan, membuat euforia/ fly/ stone/ high/ teler dan lain-lain.
Faktor-faktor tersebut memang tidak selalu membuat seseorang menjadi penyalahguna narkoba, akan tetapi makin banyak faktor-faktor tersebut, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna narkoba. Penyalahguna narkoba harus dipelajari kasus demi kasus. Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya / pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba, karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahguna narkoba.
Kerangka Berfikir
Kepribadian peserta didik sekolah menengah pertama pada umumnya butuh bimbingan yang lebih dari sekolah, karena pada masa tersebut peserta didik mengalami masa peralihan keremajaan atau masa puberitas, masa tersebut seringkali menimbulkan prilaku negatif baik terhadap diri sendiri maupun pada orang lain, masalah tersebut jika dibiarkan akan menjadi sebuah kebiasaan bagi peserta didik yang akan mengganggu kepribadian peserta didik dalam lingkungan sekolah, untuk menanggapi permasalahan tersebut guru bimbingan konseling melaksanakan program bimbingan dan konseling secara maksimal dengan bimbingan kelompok guna membantu peserta didik mengatasi masalah khususnya dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Guru Bimbingan
dan Konseling
Upaya Mengantisipasi
Penyalahgunaan Narkoba
Bimbingan
Kelompok
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Hipotesis
Menurut Rahman (2008:26) Hipotesis adalah jawaban sementara yang perlu dibuktikan kebenaran melalui penelitian, untuk mengetahui apakah itu hipotesis, terlebih dahulu kita kaji beberapa pendapat tentang pengertian hipotesis.
Menurut Ponoharjo (2008:28) Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti rendah atau dibawah dan thesa yang berarti kebenaran. Hipotesis berarti kebenaran yang masih rendah / lemah, dalam penelitian hipotesis berarti jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih harus di uji secara empiris.
Hipotesis juga dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, menurut sifatnya, hipotesis dapat berupa hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol (Null hyphothesis) adalah keadaan yang mencerminkan arti tidak terbuktinya dugaan hipotesis. Kebenaran harus berangkat dari keraguan dan netralitas yang tidak memihak, hipotesis setatistik dinyatakan dalam bentuk nihil, dan hipotesis alternatife, dimana hipotesis diterima apabila hipotesis nol ditolak.
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hipotesis Alternatif (Ha)
“ Terdapat pengaruh bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ”.
Hipotesis Nihil (Ho)
“ Tidak terdapat efektifitas Bimbingan Kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013 “.
Metode Penelitian
Pendekatan, Jenis, Dan Desain Penelitian
Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian bermacam-macam, tetapi yang umum dan sering digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan pendekatan tindakan (PTK), didalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif sebagai pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian.
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka, data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut (Martono, 2011:20).
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasi. Menurut Soebianto (2003:121) korelasi adalah salah satu teknik analisis statistik yang dipakai untuk menghubungkan dua variable atau lebih.
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan penjelasan mengenai berbagai komponen yang akan digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian (Martono, 2011:141)
Dalam penelitian ini menggunakan korelasi yang bersifat eksperimen dengan penempatan subyek secara acak.
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Dalam penelitian ini subyek populasinya adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang tahun Pelajaran 2012 / 2013 sebanyak 7 kelas dengan jumlah 282 peserta didik.
Tabel I
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 Kelas VIII A 41
2 Kelas VIII B 41
3 Kelas VIII C 40
4 Kelas VIII D 40
5 Kelas VIII E 40
6 Kelas VIII F 40
7 Kelas VIII G 40
Jumlah 282
Sumber : Data Statistik SMP NEGERI 2 AMPELGADING
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:118). Besar sampel tergantung dari obyek yang diteliti dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak quota dari clueter dengan setiap kelas diambil 8 peserta didik, dengan begitu jumlah peserta didik 56.
Tabel II
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 Kelas VIII A 20 % X 41 8
2 Kelas VIII B 20 % X 41 8
3 Kelas VIII C 20 % X 40 8
4 Kelas VIII D 20 % X 40 8
5 Kelas VIII E 20 % X 40 8
6 Kelas VIII F 20 % X 40 8
7 Kelas VIII G 20 % X 40 8
Jumlah 56
Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini jumlah populasinya adalah 282 peserta didik sehingga untuk sampel penelitian 20%, pengambilan sampel selanjutnya menggunakan teknik random sampling dalam populasi, kemudian dilakukan pengundian yaitu dengan cara memberikan nomor kepada unit sampling dalam populasi, kemudian dilakukan pengundian satu persatu sampai diperoleh jumlah yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan. Dengan demikian subyek penelitian dalam penelitian ini peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pengajaran 2012 / 2013 yaitu berjumlah 56 peserta didik.
Variable Penelitian
Arikunto(2006:78) variabel merupakan objek penelitian atau apa-apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, atas dasar pengertian tersebut apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka variabelnya adalah Teman Sebaya (X) sebagai variabel bebas, sedangkan kepribadian Peserta Didik (Y) sebagai variabel terikat.
Variabel penelitian yang digunakan adalah
Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi suatu kejadian atau variabel penyebab yang di sebut juga sebagai variabel x, variabel bebas dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok.
Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang tergantung pada variabel bebas disebut juga veriabel y, variabel terikat pada penelitian ini adalah Dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkoba Oleh Peserta Didik kelas VIII SMP NEGERI 2 AMPELGADING Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2007 : 100 ) , metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekumentasi ,metode angket dan metode tes dengan penjabaran sebagai berikut
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk menangkap gejala-gejala dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Dalam penelitian ini bahan dokumentasi yang digunakan adalah buku pribadi peserta didik.
Metode Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis , dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data tentang pendidikan berkarakter.
Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur kepahaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok , dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data tentang perubahan prilaku peserta didik.
Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang berkualitas maka instrument perlu diuji coba (try out), adapun penguji cobaan kualitas instrumen angket dan tes meliputi hal-hal sebagai berikut :
Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk menghitung validitas butir angket digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut
r_xy = (N∑▒〖XY –(∑▒X)(∑▒Y) 〗)/√({N∑_X▒2 – (∑▒x)2}{N∑_Y▒〖2 – (∑▒Y) 〗 2} )
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
N = Jumlah Sampel (responden)
X = Skor butir total
Y = Skor total
x = Jumlah skor x (skor butir total)
y = Jumlah skor y ( skor total)
xy = Jumlah perkalian antara x dan y
x2 = Jumlah skor x kuadrat.
y2 = Jumlah skor y kuadrat y
Kriteria :
Jika rxy ≥ r tabel maka pertanyaan valid
Jika r xy ≤ r tabel maka pertanyaan tidak valid
(Suharsimi Arikunto, 2006:170)
Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan, reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas angket menggunakan rumus alpha (rumus KR - 20) sebagai berikut
r 11 = (n/((n-1) ))(1-(∑▒〖o 〗_i^2)/(〖o 〗_t^2 ))
keterangan :
r 11 : Reliabilitas yang dicari
k : Jumlah butir
∑▒o_i^2 : Jumlah Varians skor tiap-tiap item
o_t^2 : Varians skor total
(Suharsimi Arikunto,2006:104)
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan korelasi product moment, rumus yang digunakan sebagai berikut :
rx= (n∑▒xy(∑▒x)(∑▒y) )/√({n∑▒〖x^2 (∑▒x)^2 〗}{n∑▒〖y^2 (∑▒y)^2 〗} )
Keterangan :
r xy : koefisien korelasi antara variabel x dan y, dua variabel yang dikorelasikan
x : jumlah skor rata-rata dari x (variabel independet)
y : jumlah skor rata-rata dari y (variabel dependent)
(Suharsimi Arikunto,2006:213)
Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah dalam memahami skripsi, maka diperlukan sistematika sebagai acuan, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :
Bagian Awal Skripsi
Pada bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman sampul judul skripsi, lembar persetujuan dan pengesahan pembimbing, lembar motto dan persembahan, abstrak, prakata, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
Bagian Inti Skripsi
Bab I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teoritis Dan Hipotesis
Bab ini membahas tentang landasan teori mengenai konsep bimbingan kelompok, konsep narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis
Bab III : Metode penelitian
Bab ini membahas tentang pendekatan, jenis, dan desain penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, variable penelitian teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
Bab V : Penutup
Bab ini membahas tentang simpulan dan saran
Bagian Akhir Skripsi
Pada Bagian akhir skripsi meliputi : daftar pustaka, dan lampiran -lampiran yang mendukung pelaksanaan penelitian.
A. Judul Skripsi
Efektifitas Bimbingan Kelompok Dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkoba Oleh Peserta Didik kelas VIII SMP NEGERI 2 AMPELGADING Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
B. Latar Belakang Masalah
Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan yang diberikan dalam suasana kelompok selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa yang nantinya akan menumbuhkan konsep diri yang positif.
Bimbingan kelompok diharapkan mampu mengatasi permasalan yang ada didalam diri siswa untuk tidak berprilaku menyimpang dalam keterkaitanya yaitu mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik. tentunya sangat miris ketika peserta didik yang masih duduk dibangku sekolah harus berurusan dengan pihak berwajib, untuk itu dalam penanganan tersebut diharapkan adanya kerjasama dari berbagai pihak seperti peran keluarga, peran guru bk, peran lingkungan sekolah, dan peran pemerintah.
Dalam era globalisasi ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan, sekaligus menjadi tantangan. Tantangan akibat perubahan dan kemajuan yang cepat, terjadi baik pada aspek pribadi, sosial, budaya, dan teknologi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi akibat perubahan tersebut semakin komplek, baik masalah pribadi, sosial, belajar, ekonomi, budaya dan lain-lain. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan kesiapan individu secara fisik dan mental, agar lebih mampu mengatasi berbagai hal dalam mencapai kesuksesan, Secara global penyimpangan terjadi karena adanya rasa ketidakpuasaan terhadap diri pribadi sehingga seseorang cendrung mencari ketidakpuasan tersebut dengan jalan yang memungkinkan terjerumus pada prilaku positif maupun negative, tergantung lingkungan masyarakat dan lingkungan budaya yang ada disekitarnya.
Masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah tentang menurunya nilai moral peserta didik yang semakin hari semakin menjadi masalah yang serius, penurunan nilai moral disebabkan adanya beberapa factor seperti pegaulan bebas, broken home, penyimpangan budaya yaitu masarakat cendrung mengikuti kebudayaan barat, penggunaan obat-obat terlarang seperti Narkoba dan sebagainya.
Menurut Weni Rahayu (2009:7) Rasa ingin tahu yang besar memang merupakan salah satu sifat yang dimiliki para remaja, pada perubahan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dialaminya, tentu banyak hal yang menarik dari ingin diketahuinya, banyak hal baru yang mulai dikenalinya, banyak informasi yang ingin diserapnya, selama rasa ingin tahunya itu berkaitan dengan hal yang positif, tentu tidak ada masalah. Hal itu tentu sangat dibutuhkan untuk pencapaian kemajuan, namun tidak semua rasa ingin tahu itu bagus, ada hal tertentu yang tidak perlu kita ketahui. Salah satunya tentang bagaimana rasanya menggunakan narkoba. Kita memang harus mengetahui jenis-jenisnya tetapi jangan coba-coba mengunakanya.Pada dasarnya kelurga memiliki peran yang sangat penting didalam mengatasi masalah ini serta lingkungan sekolah sebagai salah satu wadah memiliki peran yang cukup penting didalam pembentukan kepribadian pada remaja atau peserta didik. Untuk itu dibutuhkan peran guru bimbingan konseling untuk menjadi perantara social didalam perkembangan diri peserta didik, kedisplinan peserta didik serta untuk menanamkan nilai –nilai ajaran agama untuk membentengi prilaku peserta didik yang menyimpang.
Seperti halnya di SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang sebagai sekolah yang menanamkan sikap kepribadian dan akhlak yang baik pada peserta didik harus diutamakan, namun kita tahu tidak semua peserta didik mampu mewujudkannya, ada sebagian peserta didik yang masih mencerminkan pribadi yang diharapkan oleh berbagai pihak untuk menjadi generasi muda yang mempunyai kepribadian yang baik itu dapat kita lihat dari dalam lingkungan sekolah, seperti siswa sering telat dalam masuk sekolah, berani pada guru, berpakaian tidak rapi, kurang adanya kesadaran prilaku menyimpang seperti minum-minuman keras, merokok, memakai obat-obatan terlarang, kejadian ini dikhawatirkan peserta didik mengalami permasalahan yang mengganggu pencapaian proses belajar mengajar maupun perkembangan masa remaja, oleh karena itu diperlukan konseling kelompok sebagai salah satu upaya untuk membentuk peserta didik dapat mengembangkan pikiran, perasaan, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang untuk mewujudkannya tingkah laku yang lebih efektif, sehigga peserta didik dapat mengahadapi segala permasalahan yang ada didalam dirinya dengan jalan yang baik tanpa ada penyimpangan yang dapat merugikan masa remaja peserta didik tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengajukan sebuah judul tentang “ Efektfitas Bimbingan Kelompok Dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkoba Oleh Peserta Didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Permasalahan
Identifikasi Masalah
Permasalahan yang sedang di alami peserta didik SMP Negeri 2 Ampelgading tersebut pada perubahan tingkah laku yang sangat berbeda dibanding ketika masa sebelumnya, yaitu dimana pada masa itu belum mengetahui tentang narkoba tapi sekarang mengetahui narkoba sudah tidak asing lagi buat peserta didik. perubahan tingkah laku ini tentunya sangat membingungkan bagi dirinya dan guru karena pada saat peserta didik sedang mencari bentuk tentang rasa ingin tahu dan kepribadiannya, Sehingga peserta didik masih perlu banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari orang-orang terdekat. Peran orang tua, serta guru kususnya guru bimbingan konseling, dan lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam mempersiapkan remaja untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba agar peserta didik mempunyai pemikiran yang positif dan jasmani rohani yang sehat bersih dari narkoba. sejalan dengan permasalahan tersebut sekolah telah memiliki guru pembimbing yang bertugas untuk memperhati setiap tingkah laku dan perkembangan peserta didik dengan cara bimbingan kelompok dilaksanakan dalam rangka mengarahkan peserta didik untuk mampu bersosialisasi / berkomunikasi untuk tidak terganggu oleh perasaan, pikiran, presepsi, wawasan dan sikap yang objektif.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :
Bahwa sebagaian besar peserta didik masih mencari rasa ingin tahu yang dapat menjerumuskan ketindakan yang menyimpang yaitu narkoba
Peserta didik kurang menghormati peraturan yang dibuat oleh lingkungan sekolah seperti sering terlambat masuk sekolah, tidak berpakairan rapi, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berani terhadap guru dan teman.
Perlu tindakan tegas untuk menangani hal tersebut dengan bimbingan kelompok.
Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini dapat disebutkan sebagai berikut :
Bagaimanakah efektifitas bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013?
Bagaimanakah upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013?
Bagaimanakah pengaruh bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013?
Bagaimana layanan bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012/2013?
Tujuan Penelitian
Suatu kegiatan tentu mempunyai tujuan, karena tujuan merupakan sasaran pokok yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Sesuai dengan topik yang di kemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Untuk mengetahui upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis antara lain sebagai berikut :
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang bimbingan dan konseling dalam hal ini bimbingan kelompok untuk upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Sebagai salah satu referensi bagi kalangan akademik yang akan mengadakan penelitian dalam bidang yang sama, yaitu berkaitan dengan bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Manfaat Praktis
Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan bimbingan kelompok guna mengatasi upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Bagi Guru Bimbingan Konseling
Penelitian ini dapat memotivasi guru bimbingan konseling sebagai upaya untuk memberikan pelayanan bimbingan kelompok dalam mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam memberikan bimbingan serta pemecahan masalah yang dihadapinya dan mendorong agar peserta didik tidak terjerumus kedalam pemakaian narkoba.
Landasan Teori
Konsep Bimbingan Kelompok
Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Sitti Hartinah (2005:12) bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah.
Menurut Juntika Nurhisan (2005:17) bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (peserta didik).
Sedangkan menurut Ketut Sudarji (2008:64) layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing / konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupanya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dari beberapa definisi tersebut,maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah usaha pemberian bantuan yang dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan yang dialami oleh peserta didik dengan memperoleh bahan dari narasumber tertentu (terutama pembimbing / konselor) yang berguna untuk mengatasi masalah-masalah hidupnya untuk mencapai perubahan sikap dan tingkah laku yang lebih baik.
Tujuan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (2004:3) tujuan bimbingan kelompok ada 2 yaitu :
Tujuan Umum
Tujuan umum bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta didik, dalam kaitan ini, sering terjadi kenyataan bahwa kemapuan bersosialisasi / seseorang sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit,dan terkungkung serta tidak efektif.
Tujuan Khusus
Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan actual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang diwujudkanya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal atau non verbal ditingkatkan.
Komponen Dalam Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (2004:4) dalam layanan bimbingan kelompok berperan 2 pihak, yaitu pimpinan kelompok dan peserta atau anggota kelompok.
Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok (PK) adalah konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Dalam bimbingan kelompok tugas pemimpin kelompok adalah memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahasa” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara khusus pemimpin kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok diantara semua peserta seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus tersebut diatas.
Anggota Kelompok
Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan anggota bimbingan kelompok, untuk terselenggaranya bimbingan kelompok seorang konselor perlu membentuk kumpulan individu menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan.
Asas-Asas Dalam Bimbingan Kelompok
Asas Kesukarelaan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli) mengikuti / menjalani layanan / kegiatan yang diperlukan baginya, dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
Asas Keterbukaan
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan / kegiatan bersifat terbuka dan tidak pura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasian dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran layanan / kegiatan, agar peserta didik dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
Asas Kegiatan
Asas bimbingan dan konseling yang menghedaki peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam menyelenggarakan / kegiatan bimbingan, dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam sikap layanan / bimbingan konseling yang diperuntukan baginya.
Asas Kerahasiaan
Asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
Asas Kenormatifan
Layanan dan bimbingan konseling didasarkan pada norma agama, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku dimasyarakat, diharapkan peserta didik bisa memahami, menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.
Konsep Narkoba
Pengertian Narkoba
Menurut R.W.Dodo,S.Pd.I (2008:5) kata narkoba mungkin sudah tidak asing lagi bagi kalian semua, kalian mungkin sering mendengar dari sebuah berita televisi atau Koran, bahkan mungkin juga kalian seringkali melihat banyak slogan tentang narkoba ditembok sepanjang jalan atau ditempat umum, begitulah narkoba symbol nama yang sudah menjadi familiar dewasa ini. Narkoba akan cukup berbahaya jika kalian sampai terjerumus dan salah satu dalam pengguna, hal itu bisa membuat kalian terpuruk dan menderita baik badan maupun jiwa tidak menutup kemungkinan juga dengan materi kalian ( keuangan kalian ) begitu pentingnya narkoba untuk dimengerti, untuk itu kalian harus mengenalnya.
Narkoba menurut susunan kata adalah singkatan dari narkotika dan obat / bahan berbahaya nakoba juga dikenal dengan istilah lain khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dikenal dengan sebutan napza, napza merupkan singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Narkotik adalah zat / bahan aktif yang berkerja pada system saraf pusat (otak), yang dapat menyebabkan penurunan sampai hilangnya kesadaran dari rasa sakit (nyeri) serta dapat menimbulkan ketergantungan (ketagihan), zat yang termasuk golongan ini antara lain : Putauw (heroin), Morfin dan Opiat lainya. (Drs. Edy Karsono, 2004:11).
Narkotik, Pisikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita, NAPZA kerap disebut juga dengan istilah NARKOBA yang merupakan kependekan dari Narkotik, Psikotropika, dan bahan berbahaya lainya, Sebenarya narkoba adalah senyawa - senyawa yang cukup banyak diperlukan didalam dunia kesehatan, industry, dan rumah tangga. Sebagaimana sebesar senyawa narkoba bersifat mempengaruhi kerja system otak, oleh karena itu penggunaannya harus memenuhi aturan-aturan tertentu sebagaimana telah ditetapkan didalam undang-undang kesehatan. (Ida Listyarini Handoyo, S.Si, M.Si, 2004;1).
Tak heran jika berbagai analisis memperkirakan bahwa lost generation atau akan adanya generasi yang hilang di Indonesia akibat narkoba akan benar-benar terjadi dimasa mendatang. Narkoba adalah racun yang bukan saja merusak seseorang secara fisik tapi juga merusak jiwa dan masa depannya, secara fisik semakin lama semakin ambruk sementara mentalitasnya sudah terlanjur ketergantungan dan membutuhkan pemenuhan narkoba dalam dosis yang semakin tinggi, jika dia tidak berhasil menemukan narkoba, maka tubuh akan mengadakan reaksi yang menyakitkan diantaranya sembelit, muntah-muntah, kejang-kejang, dan badan menggigil yang dikenal dengan sakau, untuk itu para pecandu narkoba tidak bisa lepas dari ketergantungan sehingga memerlukan terapi yang cukup lama. (Abu Al-ghifari, 2002:10).
Faktor Penyebab Penggunaan Narkoba
Menurut Drs. Edy Karsono(2004:63) terdapat faktor-faktor penyebab penggunaan narkoba antara lain : 1) Faktor Individu 2) Faktor Lingkungan, 3) Faktor Lain.
Faktor Individu
Kebanyakan penyalahgunaan narkoba dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologis, psikologis maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan narkoba. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba, ciri-ciri tersebut antara lain :
Cenderung membrontak dan menolak otoritas.
Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti depresi,cemas.
Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.
Rasa kurang percaya diri (low selw-confidence), rendah diri dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem).
Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan baik disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor keluarga, terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna narkoba antara lain adalah :
Lingkungan Keluarga
Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif.
Hubungan dalam keluarga kurang harmonis / disfungsi dalam keluarga.
Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi.
Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh kepada anak.
Orang tua otoriter atau serba melarang.
Orang tua yang serba membolehkan (permisif).
Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
Lingkungan Sekolah
Sekolah yang kurang disiplin.
Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
Adanya murid pengguna narkoba.
Lingkungan Teman Sebaya
Berteman dengan penyalahguna.
Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.
Lingkungan masyarakat / sosial.
Lemahnya penegakan hukum.
Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung
Faktor Lain
Mudahnya narkotika didapat dimana-mana dengan harga terjangkau.
Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba.
Khasiat farakologik narkotika yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidurkan, membuat euforia/ fly/ stone/ high/ teler dan lain-lain.
Faktor-faktor tersebut memang tidak selalu membuat seseorang menjadi penyalahguna narkoba, akan tetapi makin banyak faktor-faktor tersebut, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna narkoba. Penyalahguna narkoba harus dipelajari kasus demi kasus. Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya / pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba, karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahguna narkoba.
Kerangka Berfikir
Kepribadian peserta didik sekolah menengah pertama pada umumnya butuh bimbingan yang lebih dari sekolah, karena pada masa tersebut peserta didik mengalami masa peralihan keremajaan atau masa puberitas, masa tersebut seringkali menimbulkan prilaku negatif baik terhadap diri sendiri maupun pada orang lain, masalah tersebut jika dibiarkan akan menjadi sebuah kebiasaan bagi peserta didik yang akan mengganggu kepribadian peserta didik dalam lingkungan sekolah, untuk menanggapi permasalahan tersebut guru bimbingan konseling melaksanakan program bimbingan dan konseling secara maksimal dengan bimbingan kelompok guna membantu peserta didik mengatasi masalah khususnya dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik.
Guru Bimbingan
dan Konseling
Upaya Mengantisipasi
Penyalahgunaan Narkoba
Bimbingan
Kelompok
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Hipotesis
Menurut Rahman (2008:26) Hipotesis adalah jawaban sementara yang perlu dibuktikan kebenaran melalui penelitian, untuk mengetahui apakah itu hipotesis, terlebih dahulu kita kaji beberapa pendapat tentang pengertian hipotesis.
Menurut Ponoharjo (2008:28) Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti rendah atau dibawah dan thesa yang berarti kebenaran. Hipotesis berarti kebenaran yang masih rendah / lemah, dalam penelitian hipotesis berarti jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih harus di uji secara empiris.
Hipotesis juga dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, menurut sifatnya, hipotesis dapat berupa hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol (Null hyphothesis) adalah keadaan yang mencerminkan arti tidak terbuktinya dugaan hipotesis. Kebenaran harus berangkat dari keraguan dan netralitas yang tidak memihak, hipotesis setatistik dinyatakan dalam bentuk nihil, dan hipotesis alternatife, dimana hipotesis diterima apabila hipotesis nol ditolak.
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hipotesis Alternatif (Ha)
“ Terdapat pengaruh bimbingan kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ”.
Hipotesis Nihil (Ho)
“ Tidak terdapat efektifitas Bimbingan Kelompok dalam upaya mengantisipasi penyalahgunaan narkoba oleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013 “.
Metode Penelitian
Pendekatan, Jenis, Dan Desain Penelitian
Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian bermacam-macam, tetapi yang umum dan sering digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan pendekatan tindakan (PTK), didalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif sebagai pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian.
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka, data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut (Martono, 2011:20).
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasi. Menurut Soebianto (2003:121) korelasi adalah salah satu teknik analisis statistik yang dipakai untuk menghubungkan dua variable atau lebih.
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan penjelasan mengenai berbagai komponen yang akan digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian (Martono, 2011:141)
Dalam penelitian ini menggunakan korelasi yang bersifat eksperimen dengan penempatan subyek secara acak.
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:108). Dalam penelitian ini subyek populasinya adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang tahun Pelajaran 2012 / 2013 sebanyak 7 kelas dengan jumlah 282 peserta didik.
Tabel I
Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 Kelas VIII A 41
2 Kelas VIII B 41
3 Kelas VIII C 40
4 Kelas VIII D 40
5 Kelas VIII E 40
6 Kelas VIII F 40
7 Kelas VIII G 40
Jumlah 282
Sumber : Data Statistik SMP NEGERI 2 AMPELGADING
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:118). Besar sampel tergantung dari obyek yang diteliti dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak quota dari clueter dengan setiap kelas diambil 8 peserta didik, dengan begitu jumlah peserta didik 56.
Tabel II
Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 Kelas VIII A 20 % X 41 8
2 Kelas VIII B 20 % X 41 8
3 Kelas VIII C 20 % X 40 8
4 Kelas VIII D 20 % X 40 8
5 Kelas VIII E 20 % X 40 8
6 Kelas VIII F 20 % X 40 8
7 Kelas VIII G 20 % X 40 8
Jumlah 56
Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini jumlah populasinya adalah 282 peserta didik sehingga untuk sampel penelitian 20%, pengambilan sampel selanjutnya menggunakan teknik random sampling dalam populasi, kemudian dilakukan pengundian yaitu dengan cara memberikan nomor kepada unit sampling dalam populasi, kemudian dilakukan pengundian satu persatu sampai diperoleh jumlah yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan. Dengan demikian subyek penelitian dalam penelitian ini peserta didik kelas VIII SMP Negeri 2 Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pengajaran 2012 / 2013 yaitu berjumlah 56 peserta didik.
Variable Penelitian
Arikunto(2006:78) variabel merupakan objek penelitian atau apa-apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, atas dasar pengertian tersebut apabila dikaitkan dengan penelitian ini maka variabelnya adalah Teman Sebaya (X) sebagai variabel bebas, sedangkan kepribadian Peserta Didik (Y) sebagai variabel terikat.
Variabel penelitian yang digunakan adalah
Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi suatu kejadian atau variabel penyebab yang di sebut juga sebagai variabel x, variabel bebas dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok.
Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang tergantung pada variabel bebas disebut juga veriabel y, variabel terikat pada penelitian ini adalah Dalam Upaya Mengantisipasi Penyalahgunaan Narkoba Oleh Peserta Didik kelas VIII SMP NEGERI 2 AMPELGADING Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2007 : 100 ) , metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekumentasi ,metode angket dan metode tes dengan penjabaran sebagai berikut
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk menangkap gejala-gejala dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Dalam penelitian ini bahan dokumentasi yang digunakan adalah buku pribadi peserta didik.
Metode Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis , dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data tentang pendidikan berkarakter.
Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur kepahaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok , dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data tentang perubahan prilaku peserta didik.
Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang berkualitas maka instrument perlu diuji coba (try out), adapun penguji cobaan kualitas instrumen angket dan tes meliputi hal-hal sebagai berikut :
Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk menghitung validitas butir angket digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut
r_xy = (N∑▒〖XY –(∑▒X)(∑▒Y) 〗)/√({N∑_X▒2 – (∑▒x)2}{N∑_Y▒〖2 – (∑▒Y) 〗 2} )
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara x dan y
N = Jumlah Sampel (responden)
X = Skor butir total
Y = Skor total
x = Jumlah skor x (skor butir total)
y = Jumlah skor y ( skor total)
xy = Jumlah perkalian antara x dan y
x2 = Jumlah skor x kuadrat.
y2 = Jumlah skor y kuadrat y
Kriteria :
Jika rxy ≥ r tabel maka pertanyaan valid
Jika r xy ≤ r tabel maka pertanyaan tidak valid
(Suharsimi Arikunto, 2006:170)
Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan, reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas angket menggunakan rumus alpha (rumus KR - 20) sebagai berikut
r 11 = (n/((n-1) ))(1-(∑▒〖o 〗_i^2)/(〖o 〗_t^2 ))
keterangan :
r 11 : Reliabilitas yang dicari
k : Jumlah butir
∑▒o_i^2 : Jumlah Varians skor tiap-tiap item
o_t^2 : Varians skor total
(Suharsimi Arikunto,2006:104)
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan korelasi product moment, rumus yang digunakan sebagai berikut :
rx= (n∑▒xy(∑▒x)(∑▒y) )/√({n∑▒〖x^2 (∑▒x)^2 〗}{n∑▒〖y^2 (∑▒y)^2 〗} )
Keterangan :
r xy : koefisien korelasi antara variabel x dan y, dua variabel yang dikorelasikan
x : jumlah skor rata-rata dari x (variabel independet)
y : jumlah skor rata-rata dari y (variabel dependent)
(Suharsimi Arikunto,2006:213)
Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah dalam memahami skripsi, maka diperlukan sistematika sebagai acuan, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :
Bagian Awal Skripsi
Pada bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman sampul judul skripsi, lembar persetujuan dan pengesahan pembimbing, lembar motto dan persembahan, abstrak, prakata, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
Bagian Inti Skripsi
Bab I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teoritis Dan Hipotesis
Bab ini membahas tentang landasan teori mengenai konsep bimbingan kelompok, konsep narkoba, kerangka berpikir dan hipotesis
Bab III : Metode penelitian
Bab ini membahas tentang pendekatan, jenis, dan desain penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel, variable penelitian teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan
Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian
Bab V : Penutup
Bab ini membahas tentang simpulan dan saran
Bagian Akhir Skripsi
Pada Bagian akhir skripsi meliputi : daftar pustaka, dan lampiran -lampiran yang mendukung pelaksanaan penelitian.
satlan bimbingan kelompok
SATUAN LAYANAN ( SATLAN )
BIMBINGAN DAN KONSELING
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Ulujami
Semester : II ( Dua )
Tahun Pelajaran : 2012 /2013
1. Topik / Permasalahan : Pacaran yang Sehat
2. Bidang Layanan : Sosial dan Pribadi
3. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
4. Fungsi Layanan : Pemahaman
5. Sasaran Pelayanan : Peserta Didik Kelas VII
6. Kompetensi yang ingin dicapai : Siswa dapat mengendalikan dirinya dalam
pacaran yang sehat
7. Bentuk kegiatan : Bimbingan Kelompok
8. Alokasi waktu : 1 x 40 menit
9. Waktu Pelaksanaan : Senin, 28 Januari 2013
10. Tempat Kegiatan : Ruang Kelas VII
11. Pelaksana Kegiatan : Mahasiswa PPL
12. Pihak yang disertakan : Peserta Didik Kelas VII dan Konselor
Sekolah
13. Alat perlengkapan : White Board dan Spidol
14. Materi Layanan : Terlampir
15. Proses Kegiatan
a. Konselor : 1) Menerima konseli
2) Menjelaskan mengenai pacaran yang
Sehat
3) Menjelaskan aturan komunikasi dalam
berpacaran yang sehat
4) Memberi tugas diskusi
b. Konseli / Klien : 1) Konseli Mengikuti Penjelasan Yang
Diberikan Konselor
2) Konseli Melaksanakan Tugas diskusi
yang di berikan konselor
3) Konseli Menanyakan Hal Yang Kurang
Dimengerti
16. Rencana Penilaian : Mengamati keaktifan dan kesungguhan
siswa dalam mengikuti layanan
17. Rencana Tindak Lanjut : Mengamati perkembangan perilaku siswa
18. Catatan khusus : -
Pemalang, 28 Januari 2013
Konselor Sekolah Mahasiswa PPL
ROCHIMA RACHMAWATI, S.Psi. GATUT PRAMONO
BIMBINGAN DAN KONSELING
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Ulujami
Semester : II ( Dua )
Tahun Pelajaran : 2012 /2013
1. Topik / Permasalahan : Pacaran yang Sehat
2. Bidang Layanan : Sosial dan Pribadi
3. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
4. Fungsi Layanan : Pemahaman
5. Sasaran Pelayanan : Peserta Didik Kelas VII
6. Kompetensi yang ingin dicapai : Siswa dapat mengendalikan dirinya dalam
pacaran yang sehat
7. Bentuk kegiatan : Bimbingan Kelompok
8. Alokasi waktu : 1 x 40 menit
9. Waktu Pelaksanaan : Senin, 28 Januari 2013
10. Tempat Kegiatan : Ruang Kelas VII
11. Pelaksana Kegiatan : Mahasiswa PPL
12. Pihak yang disertakan : Peserta Didik Kelas VII dan Konselor
Sekolah
13. Alat perlengkapan : White Board dan Spidol
14. Materi Layanan : Terlampir
15. Proses Kegiatan
a. Konselor : 1) Menerima konseli
2) Menjelaskan mengenai pacaran yang
Sehat
3) Menjelaskan aturan komunikasi dalam
berpacaran yang sehat
4) Memberi tugas diskusi
b. Konseli / Klien : 1) Konseli Mengikuti Penjelasan Yang
Diberikan Konselor
2) Konseli Melaksanakan Tugas diskusi
yang di berikan konselor
3) Konseli Menanyakan Hal Yang Kurang
Dimengerti
16. Rencana Penilaian : Mengamati keaktifan dan kesungguhan
siswa dalam mengikuti layanan
17. Rencana Tindak Lanjut : Mengamati perkembangan perilaku siswa
18. Catatan khusus : -
Pemalang, 28 Januari 2013
Konselor Sekolah Mahasiswa PPL
ROCHIMA RACHMAWATI, S.Psi. GATUT PRAMONO
Kamis, 16 Juni 2011
agama islam dan kristen
Begitu banyak orang membangga-banggakan agamanya. Selalu berkata bahwa agamanyalah yang paling baik dan paling benar. Dengan sikap yang seperti ini, lahirlah fanatisme yang berlebihan terhadap agama yang diyakininya. Kalau sudah begini, bisa-bisa tindakan apapun juga akan dilegalkan demi membela agamanya. Itu sebabnya tak perlu kaget kalau ada istilah perang suci atau “bom suci”. Dendam, pembunuhan, bahkan pembantaian hanya demi membela agama yang dianut.
Berbicara tentang hal ini, kita tahu bahwa agama memiliki rapor merah yang begitu banyak. Sejarah mencatat rapor merah agama, mulai dari para pembunuh Khawarij pada abad ke-7 sampai dengan “bom suci” di masa sekarang ini. Di kalangan kristiani juga pernah terjadi hal yang tak kalah mengerikan. Sekelompok kaum Protestan dibakar hidup-hidup oleh seorang ratu Inggris yang Katolik pada pertengahan abad ke-16. Demikian juga menurut sebuah gambar terbitan Antwerp, Belgia, tampak kelompok Protestan yang menamakan dirinya “Huguenots” memancung korbannya dengan sangat keji. Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?
Itu sebabnya sangat keliru kalau kita memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap agama, termasuk agama Kristen sekalipun! Sekali lagi bahwa agama tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita. Alkitab tidak pernah berkata, apalagi menjamin bahwa setiap penganut agama Kristen akan masuk sorga. Agama bukan jalan. Yesus lah jalan! Itu sebabnya iman kita seharusnya kepada Yesus, bukan kepada agama yang kita anut.
Pemahaman yang seperti ini akan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan konyol hanya dengan dalih untuk membela agama. Agama hanyalah wadah dan bukan intinya. Apapun alasannya, intinya haruslah tetap Yesus. Itu sebabnya saya tidak pernah bangga hanya menjadi orang Kristen, tapi saya sangat bangga menjadi pengikut Kristus. Kalaupun saya melakukan hal-hal rohani, saya tidak melakukan demi agama, tapi saya melakukannya demi Kristus. Saya tidak melayani agama, saya melayani Kristus. Saya tidak mau berkorban hanya demi agama, tapi saya akan berani habis-habisan demi Kristus. Saya tidak mau mati demi agama, tapi saya mau hidup demi Kristus. Bagaimana dengan Anda?
Dimanakah kita menaruh iman, kepada agama atau kepada Kristus?
Berbicara tentang hal ini, kita tahu bahwa agama memiliki rapor merah yang begitu banyak. Sejarah mencatat rapor merah agama, mulai dari para pembunuh Khawarij pada abad ke-7 sampai dengan “bom suci” di masa sekarang ini. Di kalangan kristiani juga pernah terjadi hal yang tak kalah mengerikan. Sekelompok kaum Protestan dibakar hidup-hidup oleh seorang ratu Inggris yang Katolik pada pertengahan abad ke-16. Demikian juga menurut sebuah gambar terbitan Antwerp, Belgia, tampak kelompok Protestan yang menamakan dirinya “Huguenots” memancung korbannya dengan sangat keji. Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?
Itu sebabnya sangat keliru kalau kita memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap agama, termasuk agama Kristen sekalipun! Sekali lagi bahwa agama tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita. Alkitab tidak pernah berkata, apalagi menjamin bahwa setiap penganut agama Kristen akan masuk sorga. Agama bukan jalan. Yesus lah jalan! Itu sebabnya iman kita seharusnya kepada Yesus, bukan kepada agama yang kita anut.
Pemahaman yang seperti ini akan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan konyol hanya dengan dalih untuk membela agama. Agama hanyalah wadah dan bukan intinya. Apapun alasannya, intinya haruslah tetap Yesus. Itu sebabnya saya tidak pernah bangga hanya menjadi orang Kristen, tapi saya sangat bangga menjadi pengikut Kristus. Kalaupun saya melakukan hal-hal rohani, saya tidak melakukan demi agama, tapi saya melakukannya demi Kristus. Saya tidak melayani agama, saya melayani Kristus. Saya tidak mau berkorban hanya demi agama, tapi saya akan berani habis-habisan demi Kristus. Saya tidak mau mati demi agama, tapi saya mau hidup demi Kristus. Bagaimana dengan Anda?
Dimanakah kita menaruh iman, kepada agama atau kepada Kristus?
kesenian tradisional adalah kekayaan intelektual bangsa
Kegusaran masyarakat terhadap Malaysia akibat pemanfaatan tanpa ijin atas kesenian tradisional Indonesia seperti lagu rasa sayange pada jingle pariwisata Malaysia, klaim atas Reog Ponorogo, dan berbagai kasus lain sudah sewajarnya disalurkan melalui jalur hukum. Pemerintah Indonesia sebagai pemegang hak cipta berdasarkan hukum harus segera mengumpulkan bukti yang menyatakan bahwa kesenian tersebut sudah sejak lama merupakan kesenian tradisional Indonesia dan kemudian melayangkan gugatan terhadap otoritas yang berwenang di pengadilan Malaysia. Namun sesungguhnya apabila melakukan refleksi yang lebih dalam, permasalahan perlindungan hukum terhadap kesenian tradisional sebagai kekayaan intelektual memiliki dimensi yang lebih luas dari sekedar menggugat klaim hak cipta oleh pihak asing.
Kesenian tradisional adalah aset bangsa yang sangat berharga baik dari aspek ekonomi, sosial, maupun budaya. Sebagai aset ekonomis, kesenian tradisional terbukti memiliki nilai komersil yang tinggi dengan banyaknya apresiasi dari dunia internasional. Namun lebih penting lagi, kesenian tradisional adalah warisan budaya yang memiliki arti penting bagi kehidupan adat dan sosial karena di dalamnya terkandung nilai, kepercayaan, dan tradisi, serta sejarah dari suatu masyarakat lokal. Beberapa kesenian tradisional misalnya tidak hanya berfungsi sebagai hiburan belaka, namun di dalamnya terkandung penghormatan terhadap arwah leluhur dan nilai-nilai magis religius lainnya.
Hak kekayaan intelektual (HKI), khususnya hak cipta, menjadi instrumen perlindungan hukum utama atas kesenian tradisional Indonesia. Harus diakui bahwa mekanisme hak cipta memang belum sempurna dalam mengakomodasi perlindungan dan pemanfaatan yang layak bagi karya tradisional. Hak cipta merupakan hak yang dimiliki oleh individu atas ciptaannya, namun tidak mengatur mengenai hak tradisional yang dimiliki secara kolektif oleh suatu komunitas. Banyak suku di Indonesia mewarisi secara turun temurun suatu kesenian adat tradisional, sehingga pemegang hak atas kesenian tersebut bukan orang perseorangan melainkan komunitas tersebut secara keseluruhan.
Di sisi lain, sebagai suatu konsep hukum yang berasal dari kebudayaan barat, secara tradisional sesungguhnya masyarakat Indonesia tidak memahami filosofi dasar HKI. Dalam penelitian yang dilakukan di beberapa suku di Sasak dan Lombok (Sardjono: 2006, 119), ditemukan bahwa masyarakat adat ternyata tidak menganggap pengetahuan tradisional yang mereka praktekan sebagai ”miliknya.” Mereka rela apabila ada pihak lain yang menggunakan pengetahuan tersebut meskipun tanpa persetujuan terlebih dahulu karena beranggapan bahwa semakin banyak digunakan maka semakin bermanfaat pula pengetahuan itu.
Apabila seluruh unsur masyarakat di Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan potensi ekonomi kesenian tradisional sekaligus menghormati hak-hak sosial dan budaya bangsa, kondisi demikian tidak dapat dibiarkan. Beberapa langkah perlu dilakukan dengan menitikberatkan upaya pada pemberian kebebasan bagi masyarakat adat atau seniman tradisional itu sendiri dalam memilih pemanfaatan yang layak bagi ciptaannya. Dalam hal ini terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh seluruh unsur masyarakat sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing sehingga tidak dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah.
Pertama adalah memberikan pemahaman kepada masayarakat adat dan para seniman tradisional mengenai arti penting kesenian tradisional. Apabila mereka sudah mengetahui hak-haknya yang dilindungi oleh hukum, maka kemudian mereka dapat memiliki pemahaman yang layak dan kebebasan untuk menentukan sendiri pemanfaatan ciptaan mereka.
Dalam melakukan program edukasi demikian, dibutuhkan unsur masyarakat yang dapat berbaur dengan masyarakat setempat. Untuk memberikan pemahaman terhadap komunitas adat, diperlukan pemahaman atas sistem sosial mereka sehingga dapat menjangkau pemimpin adat sebagai pengambil keputusan tertinggi. Oleh karena itu, lembaga swadaya masyarakat (LSM), tokoh budaya, dan elemen masyarakat sipil lainnya memegang peranan vital dalam mewujudkan strategi ini.
Kedua adalah memanfaatkan kesenian tradisional secara optimal dengan menghormati hak-hak sosial dan budaya masyarakat yang berkepentingan. Salah satu faktor rendahnya kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya perlindungan atas kesenian tradisional adalah kurangnya minat terhadap kesenian itu sendiri. Tidak jarang kesenian tradisional Indonesia lebih diapresiasi oleh pihak asing dibandingkan oleh masyarakat Indonesia. Beberapa karya adaptasi atas kesenian tradisional Indonesia justru dilakukan oleh seniman asing dan ternyata mendapat sambutan yang positif.
Seluruh pemangku kepentingan pada industri kesenian, produser musik contohnya, harus berpartisipasi dalam mendorong perkembangan kesenian tradisional. Di sisi lain, pelaku industri ini juga harus memberikan kompensasi yang layak sebagai wujud perlindungan hukum atas seniman tradisional. Sebagai pihak swasta, langkah ini dapat dikategorikan sebagai program kepedulian sosial (corporate social responsibility).
Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat terdapat perusahaan bernama Shaman, Inc. yang menjalankan usaha pengembangan teknologi dan pemasaran atas obat-obatan tradisional yang diramu oleh penyembuh tradisional (dukun) di Amerika Latin. Mereka mengembangkan dan menjual produk obat tradisional dengan memberikan royalti yang layak kepada penyembuh tradisional tersebut. Pelaku industri seni dapat mengadopsi mekanisme yang sama terhadap kesenian tradisional.
Ketiga adalah melakukan dokumentasi yang komprehensif. Dokumentasi yang memadai atas kesenian tradisional Indonesia berfungsi sebagai mekanisme perlindungan defensif untuk menanggulangi penyalahgunaan (misappropriation) instrumen HKI terhadap pengetahuan tradisional Indonesia di luar negeri.
Dokumentasi ini yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh advokat-advokat Indonesia sebagai dasar pembuktian bahwa suatu kesenian yang didaftarkan atau dimanfaarkan di luar negeri adalah tidak orisinal sebagaimana dipersyaratkan dalam hukum hak cipta internasional. Dalam kasus lagu “rasa sayange” misalnya, apabila Indonesia memiliki dokumentasi yang mendukung lagu tersebut sebagai lagu tradisional Indonesia yang sudah dipraktekan sejak lama, maka sudah didapatkan dasar gugatan yang memadai. Dokumentasi ini dapat berupa rekaman, manuskrip, atau laporan penelitian.
Proses dokumentasi harus dilakukan dengan melibatkan segenap elemen akademisi, peneliti, dan praktisi di bidang hukum, kesenian, musikologi, antropologi, jurnalisme, budaya, dan unsur lain yang terkait. Untuk menekan biaya dokumentasi, partisipasi masyarakat juga harus dibuka seluas-luasnya sehingga data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Pada akhirnya, setiap langkah yang dilakukan membutuhkan dukungan pemerintah sehingga tercipta upaya yang komprehensif, sistematis, dan berkelanjutan. Pelaksanaan edukasi hukum atas kesenian tradisional dan kemitraan antara pelaku industri seni dengan masyarakat tradisional harus berada dalam pengawasan pemerintah. Sementara itu, pemerintah juga harus menjadi ujung tombak proses dokumentasi dan pengajuan gugatan terhadap setiap pihak asing yang menyalahgunakan kesenian tradisional Indonesia. Tujuan akhir dari seluruh langkah ini tentu saja adalah meningkatkan daya saing bangsa sekaligus mengembangkan harkat dan martabat sosial budaya Indonesia, baik pada tingkat domestik maupun internasional.
Kesenian tradisional adalah aset bangsa yang sangat berharga baik dari aspek ekonomi, sosial, maupun budaya. Sebagai aset ekonomis, kesenian tradisional terbukti memiliki nilai komersil yang tinggi dengan banyaknya apresiasi dari dunia internasional. Namun lebih penting lagi, kesenian tradisional adalah warisan budaya yang memiliki arti penting bagi kehidupan adat dan sosial karena di dalamnya terkandung nilai, kepercayaan, dan tradisi, serta sejarah dari suatu masyarakat lokal. Beberapa kesenian tradisional misalnya tidak hanya berfungsi sebagai hiburan belaka, namun di dalamnya terkandung penghormatan terhadap arwah leluhur dan nilai-nilai magis religius lainnya.
Hak kekayaan intelektual (HKI), khususnya hak cipta, menjadi instrumen perlindungan hukum utama atas kesenian tradisional Indonesia. Harus diakui bahwa mekanisme hak cipta memang belum sempurna dalam mengakomodasi perlindungan dan pemanfaatan yang layak bagi karya tradisional. Hak cipta merupakan hak yang dimiliki oleh individu atas ciptaannya, namun tidak mengatur mengenai hak tradisional yang dimiliki secara kolektif oleh suatu komunitas. Banyak suku di Indonesia mewarisi secara turun temurun suatu kesenian adat tradisional, sehingga pemegang hak atas kesenian tersebut bukan orang perseorangan melainkan komunitas tersebut secara keseluruhan.
Di sisi lain, sebagai suatu konsep hukum yang berasal dari kebudayaan barat, secara tradisional sesungguhnya masyarakat Indonesia tidak memahami filosofi dasar HKI. Dalam penelitian yang dilakukan di beberapa suku di Sasak dan Lombok (Sardjono: 2006, 119), ditemukan bahwa masyarakat adat ternyata tidak menganggap pengetahuan tradisional yang mereka praktekan sebagai ”miliknya.” Mereka rela apabila ada pihak lain yang menggunakan pengetahuan tersebut meskipun tanpa persetujuan terlebih dahulu karena beranggapan bahwa semakin banyak digunakan maka semakin bermanfaat pula pengetahuan itu.
Apabila seluruh unsur masyarakat di Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan potensi ekonomi kesenian tradisional sekaligus menghormati hak-hak sosial dan budaya bangsa, kondisi demikian tidak dapat dibiarkan. Beberapa langkah perlu dilakukan dengan menitikberatkan upaya pada pemberian kebebasan bagi masyarakat adat atau seniman tradisional itu sendiri dalam memilih pemanfaatan yang layak bagi ciptaannya. Dalam hal ini terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh seluruh unsur masyarakat sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing sehingga tidak dibebankan sepenuhnya kepada pemerintah.
Pertama adalah memberikan pemahaman kepada masayarakat adat dan para seniman tradisional mengenai arti penting kesenian tradisional. Apabila mereka sudah mengetahui hak-haknya yang dilindungi oleh hukum, maka kemudian mereka dapat memiliki pemahaman yang layak dan kebebasan untuk menentukan sendiri pemanfaatan ciptaan mereka.
Dalam melakukan program edukasi demikian, dibutuhkan unsur masyarakat yang dapat berbaur dengan masyarakat setempat. Untuk memberikan pemahaman terhadap komunitas adat, diperlukan pemahaman atas sistem sosial mereka sehingga dapat menjangkau pemimpin adat sebagai pengambil keputusan tertinggi. Oleh karena itu, lembaga swadaya masyarakat (LSM), tokoh budaya, dan elemen masyarakat sipil lainnya memegang peranan vital dalam mewujudkan strategi ini.
Kedua adalah memanfaatkan kesenian tradisional secara optimal dengan menghormati hak-hak sosial dan budaya masyarakat yang berkepentingan. Salah satu faktor rendahnya kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya perlindungan atas kesenian tradisional adalah kurangnya minat terhadap kesenian itu sendiri. Tidak jarang kesenian tradisional Indonesia lebih diapresiasi oleh pihak asing dibandingkan oleh masyarakat Indonesia. Beberapa karya adaptasi atas kesenian tradisional Indonesia justru dilakukan oleh seniman asing dan ternyata mendapat sambutan yang positif.
Seluruh pemangku kepentingan pada industri kesenian, produser musik contohnya, harus berpartisipasi dalam mendorong perkembangan kesenian tradisional. Di sisi lain, pelaku industri ini juga harus memberikan kompensasi yang layak sebagai wujud perlindungan hukum atas seniman tradisional. Sebagai pihak swasta, langkah ini dapat dikategorikan sebagai program kepedulian sosial (corporate social responsibility).
Sebagai perbandingan, di Amerika Serikat terdapat perusahaan bernama Shaman, Inc. yang menjalankan usaha pengembangan teknologi dan pemasaran atas obat-obatan tradisional yang diramu oleh penyembuh tradisional (dukun) di Amerika Latin. Mereka mengembangkan dan menjual produk obat tradisional dengan memberikan royalti yang layak kepada penyembuh tradisional tersebut. Pelaku industri seni dapat mengadopsi mekanisme yang sama terhadap kesenian tradisional.
Ketiga adalah melakukan dokumentasi yang komprehensif. Dokumentasi yang memadai atas kesenian tradisional Indonesia berfungsi sebagai mekanisme perlindungan defensif untuk menanggulangi penyalahgunaan (misappropriation) instrumen HKI terhadap pengetahuan tradisional Indonesia di luar negeri.
Dokumentasi ini yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh advokat-advokat Indonesia sebagai dasar pembuktian bahwa suatu kesenian yang didaftarkan atau dimanfaarkan di luar negeri adalah tidak orisinal sebagaimana dipersyaratkan dalam hukum hak cipta internasional. Dalam kasus lagu “rasa sayange” misalnya, apabila Indonesia memiliki dokumentasi yang mendukung lagu tersebut sebagai lagu tradisional Indonesia yang sudah dipraktekan sejak lama, maka sudah didapatkan dasar gugatan yang memadai. Dokumentasi ini dapat berupa rekaman, manuskrip, atau laporan penelitian.
Proses dokumentasi harus dilakukan dengan melibatkan segenap elemen akademisi, peneliti, dan praktisi di bidang hukum, kesenian, musikologi, antropologi, jurnalisme, budaya, dan unsur lain yang terkait. Untuk menekan biaya dokumentasi, partisipasi masyarakat juga harus dibuka seluas-luasnya sehingga data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Pada akhirnya, setiap langkah yang dilakukan membutuhkan dukungan pemerintah sehingga tercipta upaya yang komprehensif, sistematis, dan berkelanjutan. Pelaksanaan edukasi hukum atas kesenian tradisional dan kemitraan antara pelaku industri seni dengan masyarakat tradisional harus berada dalam pengawasan pemerintah. Sementara itu, pemerintah juga harus menjadi ujung tombak proses dokumentasi dan pengajuan gugatan terhadap setiap pihak asing yang menyalahgunakan kesenian tradisional Indonesia. Tujuan akhir dari seluruh langkah ini tentu saja adalah meningkatkan daya saing bangsa sekaligus mengembangkan harkat dan martabat sosial budaya Indonesia, baik pada tingkat domestik maupun internasional.
Artikel Kehidupan Dan Arti Syukur
Kita hidup hanya sementara,
Jadi kita tidak usah sombong dengan apa yang sudah kita miliki sekarang, dan kita juga jangan pernah merasa kekurangan dengan apa yang kita miliki sekarang.
Contoh, kita masih bersyukur masih bisa makan sehari dua kali bahkan ada yang lebih, dan mungkin anda juga orang yang sangat beruntung bisa menikmati akses Internet baik dari Hp atau pun Warnet - warnet yang berada di kota anda, untuk slalu dapat Mencari informasi terbaru, Coba sekali - kali anda memperhatikan orang - orang yang selalu berada di jalan - jalanan misalnya anak - anak pengamen lampu merah, jual - jual koran, Tukang becak dayung, pemulung, dan orang yang tinggal di sudut - sudut Kota. Jangan kan Akses Internet untuk makan aja mereka sulit, betapa minimnya pengetahuan mereka tentang dunia luar ataupun inovasi - inovasi terbaru di jaman moderen sekarang ini,
Jadi bagi anda yang serba kecukupan, bersyukur lah dengan apa yang anda miliki sekarang, dan jangan pula anda sombong dengan harta dan jabatan yang anda peroleh sekarang,
karena dengan anda bersyukur dengan apa yang anda miliki, Niscaya Insya Allah, Allah akan memberikan kelipatan dengan apa yang pernah anda miliki sekarang
Pernahkah anda memberikan sebagian apa yang anda miliki kepada orang yang tidak mampu?
Ingat hidup ini hanya sementara, Dan apa yang kita miliki sekarang hanyalah titipan Sang Ilahi,
tidak ada salahnya kita bersyukur dan memberikan sedikit apa yang kita miliki, kepada orang yang tidak mampu.
mungkin anda beranggapan kalau anda orang yang giat dan telaten sehingga anda bisa memiliki apa yang anda miliki sekarang, dan beranggapan kalau orang yang tidak mampu itu orang yang rendah,
Anda salah jika anda berfikiran seperti itu, semua itu kembali dengan kuasa Illahi, karena soal keberuntungan, mungkin anda termasuk orang yang beruntung, dan orang yang tidak mampu itu orang yang belum beruntung, walau pun Ia bekerja sekeras mungkin kalau rejzeki dan keberuntungan belum di pihak Dia untuk saat ini.
Jadi jangan pernah layas kepada orang yang berada di bawah anda, karena mereka lebih pintar ilmunya & lebih banyak pengalaman Alamnya dari pada anda, umur empat tahun aja mereka sudah dilatih mencari duit, dan umur lima tahun mereka sudah dapa menghasilkan uang sendiri untuk biaya hidup, sementara dengan anda yang sehariannya makan dan uang masih dari orang tua sendiri, bahkan tidak banyak dari anda yang baru menghasilkan uang sendiri.
Coba Anda bayangkan apa bila anda berada pada posisi mereka.! Berada pada perempatan jalan, menjadi seorang pemulung atau pengamen jalanan?
Mungkin anda belum sanggupkan? Jadi Anda jangan merasa pernah kekurangan dengan apa yang anda miliki sekarang, bersyukurlah atas pemberian Sang Illahi kepada anda, mungkin belum saat ini anda memperoleh apa yang anda ingin miliki sekarang, bersabarlah dan selalu berdoa agar di mudahkan jalan Anda.
Semoga dengan Artikel Saya ini anda bisa menjadi Orang yang berguna bagi Nusa dan Bangsa dan selalu bersyukur kepada Illahi.
Jadi kita tidak usah sombong dengan apa yang sudah kita miliki sekarang, dan kita juga jangan pernah merasa kekurangan dengan apa yang kita miliki sekarang.
Contoh, kita masih bersyukur masih bisa makan sehari dua kali bahkan ada yang lebih, dan mungkin anda juga orang yang sangat beruntung bisa menikmati akses Internet baik dari Hp atau pun Warnet - warnet yang berada di kota anda, untuk slalu dapat Mencari informasi terbaru, Coba sekali - kali anda memperhatikan orang - orang yang selalu berada di jalan - jalanan misalnya anak - anak pengamen lampu merah, jual - jual koran, Tukang becak dayung, pemulung, dan orang yang tinggal di sudut - sudut Kota. Jangan kan Akses Internet untuk makan aja mereka sulit, betapa minimnya pengetahuan mereka tentang dunia luar ataupun inovasi - inovasi terbaru di jaman moderen sekarang ini,
Jadi bagi anda yang serba kecukupan, bersyukur lah dengan apa yang anda miliki sekarang, dan jangan pula anda sombong dengan harta dan jabatan yang anda peroleh sekarang,
karena dengan anda bersyukur dengan apa yang anda miliki, Niscaya Insya Allah, Allah akan memberikan kelipatan dengan apa yang pernah anda miliki sekarang
Pernahkah anda memberikan sebagian apa yang anda miliki kepada orang yang tidak mampu?
Ingat hidup ini hanya sementara, Dan apa yang kita miliki sekarang hanyalah titipan Sang Ilahi,
tidak ada salahnya kita bersyukur dan memberikan sedikit apa yang kita miliki, kepada orang yang tidak mampu.
mungkin anda beranggapan kalau anda orang yang giat dan telaten sehingga anda bisa memiliki apa yang anda miliki sekarang, dan beranggapan kalau orang yang tidak mampu itu orang yang rendah,
Anda salah jika anda berfikiran seperti itu, semua itu kembali dengan kuasa Illahi, karena soal keberuntungan, mungkin anda termasuk orang yang beruntung, dan orang yang tidak mampu itu orang yang belum beruntung, walau pun Ia bekerja sekeras mungkin kalau rejzeki dan keberuntungan belum di pihak Dia untuk saat ini.
Jadi jangan pernah layas kepada orang yang berada di bawah anda, karena mereka lebih pintar ilmunya & lebih banyak pengalaman Alamnya dari pada anda, umur empat tahun aja mereka sudah dilatih mencari duit, dan umur lima tahun mereka sudah dapa menghasilkan uang sendiri untuk biaya hidup, sementara dengan anda yang sehariannya makan dan uang masih dari orang tua sendiri, bahkan tidak banyak dari anda yang baru menghasilkan uang sendiri.
Coba Anda bayangkan apa bila anda berada pada posisi mereka.! Berada pada perempatan jalan, menjadi seorang pemulung atau pengamen jalanan?
Mungkin anda belum sanggupkan? Jadi Anda jangan merasa pernah kekurangan dengan apa yang anda miliki sekarang, bersyukurlah atas pemberian Sang Illahi kepada anda, mungkin belum saat ini anda memperoleh apa yang anda ingin miliki sekarang, bersabarlah dan selalu berdoa agar di mudahkan jalan Anda.
Semoga dengan Artikel Saya ini anda bisa menjadi Orang yang berguna bagi Nusa dan Bangsa dan selalu bersyukur kepada Illahi.
Kemiskinan, dan Hak-hak Rakyat Yang Dirampas
Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia sebagai nation state, sejarah sebuah negara yang salah memandang dan mengurus kemiskinan. Dalam negara yang salah urus, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan kemiskinan.
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus
urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.
Kemiskinan, menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apa saja demi keselamatan hidup, safety life (James. C.Scott, 1981), mempertaruhkan tenaga fisik untuk memproduksi keuntungan bagi tengkulak lokal dan menerima upah yang tidak sepadan dengan biaya tenaga yang dikeluarkan. Para buruh tani desa bekerja sepanjang
hari, tetapi mereka menerima upah yang sangat sedikit.
Kemiskinan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Index (HDI), Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Secara menyeluruh kualitas manusia Indonesia relatif masih sangat rendah, dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia. Berdasarkan Human Development Report 2004 yang menggunakan data tahun 2002, angka Human Development Index (HDI) Indonesia adalah 0,692. Angka indeks tersebut merupakan komposit dari angka harapan hidup saat lahir sebesar 66,6 tahun, angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 87,9 persen, kombinasi angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi sebesar 65 persen, dan Pendapatan Domestik Bruto per kapita yang dihitung
berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity) sebesar US$ 3.230. HDI Indonesia hanya menempati urutan ke-111 dari 177 negara (Kompas, 2004).
Kemiskinan telah membatasi hak rakyat untuk (1) memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan; (2) Hak rakyat untuk memperoleh perlindungan hukum; (3) Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman; (4) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan papan) yang terjangkau; (5) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan; (6) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan kesehatan; (7) Hak rakyat untuk memperoleh keadilan; (8) Hak rakyat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik dan pemerintahan; (9) Hak rakyat untuk berinovasi;(10) Hak rakyat menjalankan hubungan spiritualnya dengan Tuhan; dan
(11) Hak rakyat untuk berpartisipasi dalam menata dan mengelola pemerintahan dengan baik.
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus
urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.
Kemiskinan, menyebabkan masyarakat desa rela mengorbankan apa saja demi keselamatan hidup, safety life (James. C.Scott, 1981), mempertaruhkan tenaga fisik untuk memproduksi keuntungan bagi tengkulak lokal dan menerima upah yang tidak sepadan dengan biaya tenaga yang dikeluarkan. Para buruh tani desa bekerja sepanjang
hari, tetapi mereka menerima upah yang sangat sedikit.
Kemiskinan menjadi alasan yang sempurna rendahnya Human Development Index (HDI), Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Secara menyeluruh kualitas manusia Indonesia relatif masih sangat rendah, dibandingkan dengan kualitas manusia di negara-negara lain di dunia. Berdasarkan Human Development Report 2004 yang menggunakan data tahun 2002, angka Human Development Index (HDI) Indonesia adalah 0,692. Angka indeks tersebut merupakan komposit dari angka harapan hidup saat lahir sebesar 66,6 tahun, angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 87,9 persen, kombinasi angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi sebesar 65 persen, dan Pendapatan Domestik Bruto per kapita yang dihitung
berdasarkan paritas daya beli (purchasing power parity) sebesar US$ 3.230. HDI Indonesia hanya menempati urutan ke-111 dari 177 negara (Kompas, 2004).
Kemiskinan telah membatasi hak rakyat untuk (1) memperoleh pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan; (2) Hak rakyat untuk memperoleh perlindungan hukum; (3) Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman; (4) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan papan) yang terjangkau; (5) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pendidikan; (6) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan kesehatan; (7) Hak rakyat untuk memperoleh keadilan; (8) Hak rakyat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan publik dan pemerintahan; (9) Hak rakyat untuk berinovasi;(10) Hak rakyat menjalankan hubungan spiritualnya dengan Tuhan; dan
(11) Hak rakyat untuk berpartisipasi dalam menata dan mengelola pemerintahan dengan baik.
Langganan:
Postingan (Atom)